Parasomnia
Parasomnia adalah kejadian tidak normal selama tidur dan ini termasuk berjalan sambil tidur, teror malam, dan bangun malam dalam keadaan tidak sadar.
Dipercaya bahwa ketidaknormalan ini terjadi di dalam campuran keadaan tidur dan terjaga, dimana orang tersebut cukup sadar untuk melakukan perilaku kompleks, tetapi tetap tidak menyadari tindakannya.
Anak-anak yang lebih kecil lebih cenderung mengalami parasomnia, tetapi biasanya kejadian ini tidak menunjukkan masalah psikiatris atau psikologis.
Gangguan ini bisa bersifat keturunan dan sering lebih parah saat anak sedang sakit, kurang tidur, atau minum obat tertentu. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stres; selama waktu stres menigkat, parasomnia mungkin muncul lebih sering.
Gangguan ini bisa bersifat keturunan dan sering lebih parah saat anak sedang sakit, kurang tidur, atau minum obat tertentu. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stres; selama waktu stres menigkat, parasomnia mungkin muncul lebih sering.
Berjalan dalam keadaan tidur disebut sleepwalking atau berjalan sewaktu tidur (somnambulisme) Pasien dapat berjalan di dalam kamar, menata perabot ruangan, berbicara dan bahkan makan dalam keadaan tidur. Berjalan sewaktu tidur adalah gangguan perilaku REM dalam fase tidur lelap.
Diyakini bahwa selama fase tidur REM, tubuh melepaskan zat kimia yang melumpuhkan tubuh. Namun, mereka yang berjalan sewaktu tidur tidak mempunyai pemicu zat kimia ini, sehingga dia mampu berjalan dalam periode REM.
Pada anak-anak, penyebabnya biasanya tidak diketahui tetapi bisa juga terkait dengan kelelahan, kekurangan tidur sebelumnya, stres atau kecemasan. Pada orang dewasa, berjalan sewaktu tidur biasanya diasosiasikan dengan kelainan otak tetapi dapat juga karena reaksi terhadap narkotika dan/atau obat dan alkohol serta kondisi medis seperti seizure kompleks parsial. Pada manula, berjalan sewaktu tidur mungkin merupakan gejala sindroma otak organik atau gangguan perilaku REM.
Teror malam biasa terjadi pada anak-anak. Anak-anak ini terbangun di waktu malam, menangis dan menjerit, matanya terbelalak, ketakutan dan panik. Meskipun kelihatannya mereka terjaga, anak-anak ini mungkin tidak dapat ditenangkan dan tidak mengenali Anda. Orantua biasanya sangat cemas dan khawatir dengan adanya peristiwa ini.
Teror malam biasanya berlangsung 5 samapai 30 menit dan setelahnya anak akan kembali tidur. Jika Anda dapat membangunkan anak Anda sewaktu mengalami teror malam, dia cenderung menjadi takut, sebagian besar karena reaksi Anda sendiri, terutama jika Anda mengguncang-guncangkannya atau berteriak untuk membangunkannya. Daripada berusaha membangunkan anak yang mengalami teror malam, lebih baik Anda memastikan bahwa dia aman, hibur dia kalau bisa, dan bantu untuk tidur kembali.
Anak ini sering kali tidak dapat mengingat peristiwa itu dan tidak seperti mimpi buruk, teror tidur tidak terkait dengan mimpi yang nyata atau mimpi buruk yang tetap diingat setelah bangun.
Halusinasi hipnogogik adalah mimpi dalam waktu singkat antara terjaga dan tidur. Mimpi ini bisa menakutkan dan sering dapat menyebabkan hentakan tiba-tiba dan terbangun sebelum permulaan tidur. Untuk beberapa detik, lingkungan sekitar menjadi begitu intens dan jelas, suara mungkin menjadi sangat jelas dan keras. Kadang-kadang Anda mungkin melihat diri Anda sendiri terjatuh dan terbangun dengan hentakan tiba-tiba.
Paralisis tidur adalah sensasi dari perasaan lumpuh setelah terbangun, biasanya segera setelah mimpi. Ini biasanya terkait dengan hilangnya tonus atau kekuatan otot selama mimpi, disebut atoni. Hilangnya kekuatan otot selama fase tidur mimpi (REM) membuat orang tidak bisa memperagakan mimpinya. Ini diyakini sebagai salah satu contoh dimana tidur dan terjaga tidaklah secara otomatis terpisah. Dipercaya bahwa selama tidur REM, dimana terjadi inhibisi otot keseluruhan, tiba-tiba otak terbangun, tetapi otot masih lumpuh, sehingga orang tersebut sepenuhnya terjaga tetapi tidak dapat bergerak selama beberapa detik (paralisis tidur). Ini bisa menjadi pengalaman yang menakutkan.
Otot tubuh kita, kecuali yang dipakai untuk bernapas, biasanya lumpuh selama tidur REM (mimpi). Dalam beberapa kasus, paralisis ini tidak komplet atau tidak ada, sehingga mimpi bisa diperagakan. Perilaku seperti ini dapat berupa kekerasan dan berakibat pada luka-luka pada korbannya dan teman tidur. Setelah bangun, biasanya orang ini dapat mengingat mimpiya. Ini bisa ditangani dengan pengobatan.
Pengeretukan gigi sewaktu tidur atau bruksisme adalah kejadian yang sangat umum. Banyak orang percaya bahwa ada sedikit bukti bahwa ini terkait dengan masalah medis atau psikologis lain. Namun, banyak ahli percaya bahwa ini terkait dengan stres dalam hidup ini. Dalam beberapa kasus dimana gigi menjadi aus karenanya, digunakanlah peralatan mulut untuk mengurangi luka karena gigi. Bruksisme mungkin juga menyebabkan terputusnya atau gangguan tidur, sehingga menyebabkan kantuk dan buruknya konsentrasi di siang hari.
http://www.pacificsleepcentre.com/bahasa/snoringsleep.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar