Sabtu, 10 Oktober 2015

Marketing Mix - Apartemen Margonda Residence V

Marketing Mix 7P - Margonda Residence V
Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce the response it wants in the target market”.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence.
Apartemen pertama di Depok itu dinamai Margonda Residence. Dibangun oleh PT Cempaka Bersamamaju di atas lahan seluas 1,2 ha, Margonda Residence itu terletak di Margoda Raya, tak jauh dari tugu selamat datang masuk kawasan Margonda.
Apartemen ini memiliki kelebihan tersendiri karena dibangun di atas tanah yang berbukit-bukit, yang dilengkapi center bridge (jembatan penghubung) dan roof garden. Secara konsep apartemen ini untuk mahasiswa yang kampusnya berdekatan dengan lokasi apartemen. Atau, untuk orang yang ingin berinvestasi dengan membeli apartemen lalu menyewakan pada mahasiswa. Ini bisa dipahami karena lokasi Margonda Residence berdekatan dengan kampus Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, dan Universitas Gunadarma. Ada puluhan ribu mahasiswa dari tiga universitas tersebut yang menjadi pasar potensial apartemen ini.
CEMPAKA GROUP Dengan pengalaman sebagai General Contractor sejak tahun 1980 an, yang sudah sukses membangun proyek-proyek besar dalam bidang Apartemen, Shopping Center, Shophouses, Housing, Factory, Warehouse, Car Showroom dan Office Building, PT. Cipta Kertasari Mas / CKM (salah satu owner Perusahaan) bermitra dengan beberapa partner yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, untuk membentuk usaha dibidang developer, maka terbentuklah untuk yang pertama kali PT. Cempaka Bersamamaju. Cempaka Bersamamaju, didirikan untuk mengembangkan proyek apartemenMargonda Residence di Jalan Margonda Raya Depok. Apartemen ini berada di lahan yang berkonstur menurun 10 meter dibawah Jalan Margonda Raya. Namun dengan naluri dan keahlian yang dimilki oleh salah satu pendiri , yaitu Dipl. Ing. Teddy Budianto, alumni tehnik dari Jerman, lahan tersebut berhasil disulap menjadi apartemen yang sangat menarik dan mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat.
Performance Margonda Residence Berdasarkan 7P, Price, Product, Promotion, Place, People, Process dan Physical Environment / Evident.
  1. Price
Pihak Margonda Residence memang sengaja memilih membangun apartemen di kawasan Margonda sebab harga perumahan di dekat lokasi tersebut sudah terlalu mahal dan tidak terjangkau. Karena itu, pihaknya membangun sebagian besar apartemen tipe 20 dengan harga sekitar Rp 100 juta sehingga bisa terjangkau oleh mahasiswa.
Pembelian Apartemen ini pun bias dilakukan dengan KPR
  1. Product
Product yang ditawarkan disini berupa unit-unit apartemen dengan fasilitas pendukung, seperti Fitness Center, Swimming pool dan akses yang dekat dengan pusat perbelanjaan dan jalan-jalan penting di daerah margonda.

  1. Promotion
Selain melakukan pengenalan tentang Developer dan Pembangunan Residence ini, pihak pembeli dapat langsung menghubungi pihak marketing Margonda Residence untuk mengetahui harga yang menarik dan promo yang sedang dilaksanakan, agar dapat dijelaskan dengan lebih jelas oleh pihak Margonda Residence.
  1. Place
Lokasi Margonda Residence cukup strategis karena terletak di pusat keramaian Kota Depok dan tidak jauh dari tiga universitas besar. Tidak jauh dari lokasi apartemen sudah berdiri Mal Depok, Plaza Depok, dan dalam proses pembangunan ITC Carrefour, serta rencana dibangun Depok Town Square/Macro City. Lingkungannya juga masih sangat alami dan letaknya di bukit sehingga memungkinkan perencanaan landscape yang baik.
  1. People
Yang paling berpengaruh pada hal ini yaitu Staff Marketing, dimana mereka harus membuat semenarik mungkin tentang Apartemen ini sehingga calon pembeli menjadi tertarik. Pengembang/pengolah Apartemen pun mempunyai peran pentingnya masing-masing.
  1. Proses
Proses yang terjadi yaitu waktu calon pembeli tertarik dengan apartemen ini, maka pihak apartemen akan memberikan penjelasan lebih detail mengenai apartemen dan semua fasilitas dan kemudahan yang akan diterima calon pembeli. Setelah dirasa cocok maka pihak calon pembeli dapat memilih untuk dibayar melalui KPR ataupun tidak, sesuai dengan kemampuannya. Dan pihak pembeli pun berhak untuk menyewakan apartemen ini kepada pihak yang lain.
  1. Physical Evidence
Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).

Referensi :
http://margonda-residence.blogspot.co.id/2014/08/cempaka-group-properti.html
http://www.ekomarwanto.com/2012/04/marketing-mix-7p-produk-price-promotion.html

Selasa, 08 Mei 2012

Sertifikasi

Pengertian Sertifikasi

Yang dimaksud dengan sertifikasi disini adalah standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh Organisasi Profesi bukan Pemerintah. Sertifikasi ini memenuhi persyaratan kualitas profesional yang sudah ditetapkan.

Latar belakang dari Sertifikasi adalah :
  • Memenuhi kebutuhan Bisnis (Legal Liability Scheme)
  • Mengantisipasi Globalisasi
  • Perlu pengakuan formal bagi lulusan Perguruan Tinggi untuk menjadi Tenaga Profesional
  • Bukti Kemandirian Profesional di bidangnya.

    Meningkatnya implementasi TI mulai dari operasional bisnis biasa sampai ke jaringan perusahaan yang lebih kompleks menyebabkan kebutuhan tenaga TI tidak hanya dirasakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang TI, tetapi juga nonTI. Seiring dengan kebutuhan tenaga kerja TI yang diperkirakan akan terus meningkat, berbagai posisi atau jabatan baru di bidang TI juga bermunculan. Jika Anda berada berada di antara ratusan pelamar yang berharap mengisi beberapa lowongan di bidang TI, apa yang bisa membuat Anda berbeda dengan pelamar-pelamar lain? Lalu jika Anda sudah menjadi salah satu bagian dari tenaga TI dan ingin meniti tangga karier, apakah yang bisa Anda lakukan untuk menegaskan kualitas Anda dibanding sekian banyak rekan seprofesi Anda? Apa yang dapat menjadi jaminan untuk perusahaan-perusahaan yang ingin membayar Anda untuk solusi TI yang dapat Anda berikan ?.
    Salah satu jawabannya adalah dengan mendapatkan pengakuan atau sertifikasi untuk bidang spesialisasi Anda. Mungkin akan muncul pertanyaan, apakah pendidikan formal yang sudah Anda kantongi belum cukup untuk membuktikan kemampuan Anda?.Cepatnya perkembangan TI serta semakin kompleksnya teknologi tidak memungkinkan bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi perubahan secara cepat. Keterbatasan kurikulum, dan keinginan untuk independen terhadap produk tertentu menjadi kendala menghadapi perubahan tersebut. Di sisi lain kebutuhan tenaga kerja TI sering membutuhkan kompetensi yang lebih spesifik, seperti pengalaman terhadap penggunaan software tertentu yang diimplementasikan dalam perusahaan tersebut. Hal ini mendorong turun tangannya para vendor untuk ikut terjun dalam program pendidikan yang pada akhirnya melahirkan standar kompetensi atau sertifikasi.
    Adanya standar kompetensi dibutuhkan untuk memudahkan bagi perusahaan atau institusi untuk menilai kemampuan (skill) calon pegawai atau pegawainya. Adanya inisiatif untuk membuat standar dan sertifikasi sangat dibutuhkan. Namun masih terdapat permasalahan seperti beragamnya standar dan sertifikasi. Sebagai contoh, ada standar dari Australian National Training Authority. Standar dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan yang resmi dari pemerintah atau dapat juga mengikuti standar sertifikasi di industri, yang sering juga disebut vendor certification. Untuk contoh yang terakhir (vendor certification), standar industri seperti sertifikat dari Microsoft atau Cisco merupakan standar sertifikasi yang diakui di seluruh dunia. Padahal standar ini dikeluarkan oleh perusahaan, bukan badan sertifikasi pemerintah. Memang pada intinya industrilah yang mengetahui standar yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-harinya.

    Keuntungan sertifikasi
    Ada banyak keuntungan yang dapat menjadi tambahan alasan untuk mempertimbangkan mengambil sertifikasi TI. Salah satu yang utama tentu saja membuka lebih banyak kesempatan pekerjaan. Sertifikat TI dapat meningkatkan kredibilitas seorang profesional TI di mata pemberi kerja. Bagi mereka yang sudah bekerja di bidang TI, sertifikasi memberi cara yang standar dan terukur untuk mengukur kemampuan teknis. Dengan memiliki sebuah sertifikat TI yang diakui secara global, seorang profesional TI akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi terkait dengan keterampilan yang dimilikinya. Ini karena melalui proses sertifikasi keterampilan yang dimiliki sudah mengalami validasi oleh pihak ketiga, dalam hal ini lembaga pemberi sertifikasi.
    Selain itu pengalaman mengikuti sertifikasi akan memberikan wawasan-wawasan baru yang mungkin tidak pernah ditemui pada saat mengikuti pendidikan formal atau dalam pekerjaan sehari-hari. Selain mampu memberikan jalan yang lebih mudah untuk menemukan pekerjaan di bidang TI, sertifikasi juga sapat membantu Anda meningkatkan posisi dan reputasi bagi yang sudah bekerja. Bahkan sertifikasi yang sudah diakui secara global ini mampu meningkatkan kompetensi Anda dengan tenaga-tenaga TI dari manca negara. Karena itu jangan heran jika sertifikasi yang telah Anda kantongi bisa lebih dihargai dibandingkan ijazah formal Anda.
    Sertifikasi adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan
    profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk :
           Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi,
           Membentuk standar kerja TI yang tinggi,
           Pengembangan profesional yang berkesinambungan.

    Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut :
           Sertfikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi, gaji)
           Perencanaan karir
           Profesional development
           Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.

    Bagi masyarakat luas sertifikasi ini memberikan kontribusi positif
           Memiliki staf yang up to date dan berkualitas tinggi.
           Memperoleh citra perusahaan yang baik, keuntungan yang kompetitif, merupakan alat ukur yang obyektif terhadap kemampuan staf, kontraktor dan konsultan.
           Secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan produktifitas secara mikro maupun makro.
           Menaikkan pengakuan industri dan secara intenasional.
           Bagi siswa memberikan alur profesi yang jelas. Siswa yang ingin segera mempelajari ICT dan profesi akan tahu darimana memulainya
           Memberikan suatu mekanisme pusat pelatihan. Suatu program sertifikasi memberikan alur pelatihan yang jelas.
           Membantu proses pencarian tenaga IT profesional. Suatu kandidat yang dievaluasi untuk suatu jabatan, dengan memiliki suatu serti_kat berarti telah memiliki skill dan pengetahuan tingakat tertentu. Hal itu juga menunjukkan persistensi kandidat dan kemampuan menyelesikan suatu proyek (dalam hal ini sertifikasi). Kedua hal ini membantu masyarakat mencari tenaga TI
           Mendorong pegawai melakukan proses belajar lebih lanjut

    Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi  yang khas bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem serti_kasi yang ada. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk melakukan ujian.


     sumber :

       

Selasa, 24 April 2012

Standar Profesi IT di Indonesia

saat ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat. Secara tidak langsung dinamika industri di bidang ini juga meningkat dan menuntut para profesionalnya rutin dan berkesinambungan mengikuti aktifitas menambah ketrampilan dan pengetahuan baru.
Perkembangan industri TI ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya.
Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut. Para profesional TI, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standard kemampuan yang kontinyu dalam profesi tersebut.
Jika dikaji lebih lanjut, standard yang tepat dan teliti untuk profesi ini hanya akan memiliki sedikit relevansi jika tidak adanya proses yang menjamin kemutakhiran pengetahuan profesi TI.
Secara logis dapat dikatakan, seseorang yang memenuhi persyaratan pengetahuan dan ketrampilan beberapa tahun lalu, belum tentu dapat memenuhi persyaratan sebagai profesional TI di masa kini.
IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan Informatika di Indonesia telah membuat beberapa langkah untuk memasyarakatkan standardisasi profesinya.
Langkah-langkah yang telah disusun tersebut ada beberapa pentahapan :
1. Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi,
2. Penyusunan klasifikasi pekerjaan (Job) Teknologi Informasi,
3. Penerapan mekanisme sertifikasi untuk profesional Teknologi Informasi,
4. Penerapan sistem akreditasi untuk pusat pelatihan dalam upaya pengembangan profesi,
5. Penerapan mekanisme re-sertifikasi.
Untuk memasyarakatkan standarisasi profesi TI, diperlukan media promosi yang dapat berupa radio, majalah, internet atau bahkan televisi. Terlebih lagi adalah penting untuk mempromosikan standard ini ke pada institusi pendidikan, terutama bagian kurikulum karena pendidikan dalam bidang TI harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang akan diterapkan dalam industri.
Promosi ini memiliki berbagai sasaran dan pada tiap-tiap sasaran mempunyai tujuan yang ingin dicapai:
- Pemerintah, untuk memberi saran dan pembuat kebijakan sebagai usaha pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya di bidang TI.
- Pemberi kerja, untuk membangkitkan kesadaran diantara para pemberi kerja tentang nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
- Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI melihat nilai-nilai standard dalam profesi dan karir mereka.
- Institusi dan Penyusun kebijakan pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional TI.
- Masyarakat umum, untuk menyadarkan pada masyarakat umum bahwa standard profesional adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Instansi pemerintah telah mulai melakukan pekerjaan dalam bidang TI. Bagaimanapun juga klasifikasi pekerjaan tersebut masih belum dapat mengakomodasikannya.
Terlebih lagi, deskripsi pekerjaan setiap klasifikasi pekerjaan masih tidak jelas dalam membedakan setiap pekerjaan.
Ada beberapa industri mempunyai klasifikasi pekerjaannya sendiri dan telah mengembangkan klasifikasi pekerjaan sendiri. Hal ini mengesankan belum adanya standarisasi sehingga menimbulkan kesulitan bagi para profesional TI.
Komponen pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standard profesi adalah kompetensi. Kompetensi di sini mencakup :
- Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,
- Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan,
- Working attitude (sikap kerja),
- Kemampuan komunikasi dan sosial serta training.
Batasi Profesional TI Asing
Standard kompetensi itu diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam dunia TI.
Dengan adanya kebutuhan untuk mewujudkan dan menjaga standard profesional yang tinggi tersebut, diharapkan standarisasi yang telah terbentuk nantinya akan memberikan banyak manfaat yang sejalan dengan model Link and Match, serta mendukung era perdagangan internasional.
Disamping itu, dengan menerapkan model standard yang telah diakui, tenaga TI lokal akan diakui secara regional. Perusahaan Multinasional akan mengakui keahlian tenaga TI tersebut.
Ini akan memberikan nilai tambah bagi tenaga TI lokal. Berkaitan dengan adanya freedom of movement dari tenaga kerja, standard nasional yang memenuhi standard regional ini diharapkan dapat membatasi masuknya profesional TI asing, serta menjadikan lebih diakuinya kemampuan profesional TI nasional.
Bagaimanapun juga dalam pengimplementasian model standarisasi ini, keterlibatan pemerintah haruslah dipertimbangkan karena ini merupakan kepentingan nasional. Mungkin melalui Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Departemen Tenaga Kerja serta Departemen Perdagangan & Industri, proses standarisasi ini dapat dilaksanakan.



sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0403/01/ragam4.htm

Standar Profesi USA & EROPA

South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profiesional IT yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-negara : Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapore dan Thailand. Awalnya, SEARCC mengadakan konferensi setahun dua kali di tiap negara anggotanya secara bergiliran. Namun, karena keanggotaannya semakin bertambah, maka konferensi dilakukan sekali tiap tahunnya. Negara yang sudah menjadi anggota SEARCC adalah Sri Lanka, Australia, Hong Kong, India Indonesia, Malaysia, New Zealand, Pakistan, Philipina, Singapore, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Kanada.

Salah satu kegiatan dari SEARCC adalah SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation).  SRIG-PS dibentuk karena adanya kebutuhan untuk menciptakan dan menjaga standard profesional yang tinggi dalam dunia Teknologi Informasi, khususnya ketika sumber daya di region ini memiliki kontribusi yang penting bagi kebutuhan pengembangan TI secara global.

Semakin luasnya penerapan Teknologi Informasi di berbagai bidang, telah membuka peluang yang besar bagi para tenaga profesional Tl untuk bekerja di perusahaan, instansi pemerintah atau dunia pendidikan di era globalisasi ini.

Secara global, baik di negara maju maupun negara berkembang, telah terjadi kekurangan tenaga professional Tl. Menurut hasil studi yang diluncurkan pada April 2001 oleh ITAA (Information Technology Association of America) dan European Information Technology Observatory, di Amerika pada tahun 2001 terbuka kesempatan 900.000 pekerjaan di bidang Tl.

Model dan standar profesi di USA dan Kanada
Dunia Teknologi Informasi (TI) merupakan suatu industri yang berkembang dengan begitu pesatnya pada tahun-tahun terakhir ini. Ini akan terus berlangsung untuk tahun-tahun mendatang. Perkembangan industri dalam bidang TI ini membutuhkan formalisasi ya ng lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan, profesi berkaian dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatan. South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profiesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikata n komputer dari negara-negara : Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand. SEARCC mengadakan konferensi setahun dua kali di tiap negara anggotanya secara bergiliran. Keanggotaan SEARCC bertambah, sehingga konferensi dilakukan seka li tiap tahunnya. Konferensi yang ke-15 ini, yang bernama SEARCC ’96 kali ini diselenggarakan oleh Computer Society of Thailand di Thailand dari tanggal 3-8 Juli 1996.
Sri Lanka telah menjadi anggota SEARCC sejak tahun 1986, anggota lainnya adalah Austr alia, Hong Kong, India Indonesia, Malaysia, New Zealand, Pakistan, Philipina, Singapore, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Kanada. Indonesia sebagai anggota South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC) turut serta dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SEARCC . Salah satunya adalah SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation) , yang mencoba merumuskan standardisasi pekerjaan di dalam dunia Teknologi Informasi. Untuk keperluan tersebut.

STANDAR PROFESI DI AMERIKA & EROPA

Standar Profesi di Amerika & Eropa
Pustakawan dan Konsep Negara Modern

Satu hal penting mengapa profesi pustakawan dihargai di Amerika adalah bahwa dari sejarahnya, perkembangan profesi pustakawan di Amerika Serikat sejalan dengan sejarah pembentukan Amerika Serikat sebagai negara modern dan juga perkembangan dunia akademik. Pada masa kolonial, tradisi kepustakawanan di dunia akademik merupakan bagian dari konsep negara modern, utamanya berkaitan dengan fungsi negara untuk menyediakan dan menyimpan informasi. Oleh karena itu, profesi purstakawan (bibliographist) dan ahli pengarsipan (archieving specialist) mulai berkembang pada masa itu.
Sejalan dengan itu, posisi pustakawan mengakar kuat di universitas-universitas dan tuntutan profesionalitas pustakawan pun meningkat. Untuk menjadi seorang pustakawan, Seseorang harus mendapatkan gelar pada jenjang S1 pada area tertentu terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan ke jenjang S2 di bidang perpustakaan. Khusus untuk pustakawan hukum, beberapa sekolah perpustakaan memiliki jurusan khusus pustakawan hukum. Umumnya gelarnya berupa MLS atau MLIS (Master of Library and Information Science). Pendidikan jenjang S2 ini ditempuh selama dua tahun. Sistem pendidikan yang seperti ini sangat kondusif untuk menciptakan spesialisasi dalam profesi pustakawan itu sendiri, yang tidak hanya mampu membuat dan menyusun katalog namun juga memiliki pengetahuan khusus di bidang tertentu, misalnya pustakawan yang juga memiliki pengetahuan di bidang hukum.
Untuk memastikan hal ini, dibentuklah panduan profesi pustakawan yang memastikan seorang pustakawan harus memiliki gelar profesional pustakawan. Selain harus memiliki sertifikat, para pustakawan profesional ini pun juga terus mengembangkan pendidikan profesinya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan di area tertentu yang berkaitan dengan pengolahan dokumen. Hal ini penting untuk menghadapi perkembangan dunia elektronik yang juga berpengaruh terhadap kebutuhan pengguna dan proses pengolahan.

Relasi Pustakawan dengan Staf Teknis dan Profesi yang Didukungnya
Sementara itu, pekerjaan-pekerjaan teknis yang berkaitan dengan manajemen dan pengelolaan perpustakaan seperti scanning dokumen, jaringan internet, memasang sistem katalog dalam jaringan komputer, dikerjakan ahli-ahli yang berfungsi sebagai staf teknis perpustakaan. Umumnyam mereka memiliki

latar belakang pendidikan di bidang Teknologi Informasi. Mereka staf teknis dan bukan pustakawan.
Hal ini tentu berbeda dengan kondisi di Indonesia. Profesi pustakawan seringkali ditempatkan hanya sebagai pekerjaan teknis, tukang mengolah katalog, mencari dan mengembalikan buku perpustakaan ditempatnya, serta memfotokopi dokumen yang dibutukan pengguna. Tidak ada pembagian fungsi dan tugas yang tegas antara pustakawan dan staf teknis. Perbedaan lainnya juga terletak pada relasi antara pustakawan dengan profesi yang didukungnya. Sebagai contoh, pustakawan yang bekerja di universitas memiliki kontribusi bagi dunia akademik dengan melakukan riset-riset. Misalnya, riset mengenai efektivitas perkuliahan. Selain itu, mereka juga mengenalkan ilmu keperpustakaan kepada mahasiswa melalui kurikulum dengan menyediakan satu sesi di setiap mata kuliah untuk berdiskusi megnenai akses informasi. Pustakawan mempresentasikan dan berdiskusi megnenai bagaimana menggunakan layanan perpustakaan dan menggunakan alat-alat yang disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan serta etika akademis dalam mengutip tulisan orang lain. Selain itu, juga disediakan panduan online yang diintegrasikan dengan situs mata kuliah tersebut.
Contoh lainnya adalah hubungan profesi pustakawan dengan profesi ahli bahasa. Pustakawan di Amerika Serikat bekerjasama dengan The Modern Language Association menyusun panduan yang berkaitan dengan informasi linguistik yang berisi materi-materi, metode-metode dan bahkan hal-hal mengenai etika yang berkaitan dengan linguistik. Profesi pustakawan hukum pun seyogyanya dapat melakukan riset yang dapat berkontribusi bagi profesi hukum. Banyak pustakawan hukum di Amerika Serikat yang juga memiliki gelar hukum dan aktif melakukan penelitian dan kontribusi lainnya terhadap profesi hukum. Sehingga, pustakawan tidak berfungsi sekedar sebagai supervisi dan kolektor dokumen saja. Selain itu, hubungan antar pustakawan dengan profesi yang didukungnya, misalnya dalam dunia akademik, menjadi setara.

Komunitas Pustakawan yang Kritis
Hal yang menarik lainnya adalah komunitas pustakawan di Amerika Serikat yang sangat kritis terhadap perkembangan yang bisa berdampak pada perpustakaan dan profesinya. Komunitas pustakawan di Amerika Serikat terlibat aktif dalam gerakan akses terbuka terhadap informasi. Perpustakaan berfungsi sebagai penghubung dan penyedia informasi yang lebih murah bagi publik.
Mereka bekerja dengan para akademisi dan organisasi-organisasi penting. Salah satunya, adalah advokasi kepada para akademisi untuk tidak mempublikasikan tulisannya melalui penerbit-penerbit yang mahal. Sebaliknya, mereka mendorong pendirian penerbit-penerbit di universitas-universitas dan menerbitkan tulisan-tulisan para dosennya sendiri.

Hal ini merupakan upaya untuk menyediakan tulisan akademik dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, komunitas pustakawan juga terlibat dalam advokasi hak cipta. Misalnya, menyebarluaskan informasi mengenai hak-hak penulis terutama dalam penandatangan kontrak dengan penerbit. Di Amerika Serikat, penerbit umumnya memasukkan pasal yang mengharuskan penulis untuk membayar mereka untuk melakukan distribusi karyanya di lingkungan pengajarannya. Komunitas pustakawan melakukan advokasi kepada penulis untuk meminta pasal ini dihapus sehingga distribusi karya yang diterbitkan kepada lingkungan ajarannya tidak dikenakan biaya.
Komunitas pustakawan juga mengadvokasikan posisi dan pandangan mereka terhadap UU Hak Cipta. Misalnya, hak untuk membuat duplikat tambahan untuk perpustakaan dari bahan-bahan yang diperuntukan untuk kepentingan penyimpanan. UU Hak Cipta Amerika Serikat membolehkan untuk membuat micro film dari koran-koran lokal atau bahan-bahan yang sudah jarang ditemukan dibolehkan untuk kepentingan penyimpanan. Namun demikian, komunitas pustakawan di Amerika Serikat berpandangan, perpustakaan memiliki hak untuk membuat duplikasi tambahan dari micro film yang sudah dibuat untuk kepentingan penyimpanan itu. Komunitas pustakawan di Amerika Serikat juga menentang privatisasi informasi yang diatur dalam WTO.
Komunitas pustakawan ini memiliki organisasi yang efisien. Biaya keanggotaan digunakan untuk membiayai staff dalam skala kecil di Washington DC. Visinya adalah untuk melindungi kepentingan perpustakawan. Fokus pekerjaan mereka adalah isu-isu yang berdampak pada perpustakaan, hak cipta. Selain melakukan kegiatan di atas, mereka juga seringkali melakukan presentasi di hadapan kongres agar mengetahui isu-isu yang dihadapi oleh para pustakawan. Mereka juga aktif bila ada kebijakan nasional yang melanggar hak untuk memperoleh informasi demi alasan keamanan nasional. Sebuah kisah yang seharusnya menginspirasi profesi pustakawan di Indonesia.


sumber : 
  • http://iqbalhabibie.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31023/9+STANDARDISASI+PROFESI+TEKNOLOGI+INFORMASI.pdf. 
  • http://okizainalfahmi.wordpress.com/2011/03/02/model-pengembangan-standar-profesi/

Sabtu, 21 April 2012

Tugas Profesi IT


 Profesi adalah
    kelompok lapangan kerja khusus, dalam melaksanakan kegiatan memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi, untuk memenuhi kebutuhan rumit manusia, menggunakan keahliannya secara benar, penguasaan pengetahuan yang luas tentang sifat manusia, kondisi masyarakat, serta memiliki disiplin etika pada profesi tersebut....” (Komputer dan Masyarakat,Bagio Budiardjo)
  

Profesi dalam dunia IT : 
  • System  Analyst
  • Analyst Programmer
  • ERP (enterprise resource planning) Consultant
  • Systems Programmer/ Software Engineer
  • Web Designer
  • Systems Engineer
  • Tester
  • Database Administrator
  • Manager
  • IT Manager
  • Project Manager
  • Account Manager
  • Helpdesk  Analyst 
  • IT Executive
  • IT Administrator
  • Network Administrator
  • Security Network Analyst
  • Database Administrator
  • Network Support Engineer
  • Business Development
  • Manager
  • IT Manager
  • Project Manager
 beberapa diantara nya akan di jelaskan funsinya  :

Analisis Programmer 
Merancang,  membuat ‘code’ (program) dan menguji program untuk mendukung perencanaan pengembangan aplikasi  sistem 

Web  Designer  
Mengembangkan  rancangan inovatif aplikasi web-based beserta  isi dari aplikasi tersebut


Systems  Programmer/Software Engineer 
  • Terbiasa  dengan pengembangan software ‘life cycles’ .
  • Memiliki ketrampilan dalam men-desain aplikasi
  • menyiapkan program menurut spesifikasi
  • dokumentasi /’coding’
  • pengujian.
I T Executive 
  • Memelihara  kecukupan, standard & kesiapan systems/infrastructur untuk memastikan pengoperasiannya dapat efektif  & efisien. 
  • Menerapkan prosedur IT & proses untuk memastikan data terproteksi secara maksimum
IT  Administrator 
  • Menyediakan  implementasi & administrasi yang meliputi  Local Area Network (LAN), Wide Area Network  (WAN) dan koneksi dial-up, firewall, Proxy  serta pendukung teknisnya.
Network  Administrator  
  • Mengurusi  & mengoperasi jaringan LAN maupun WAN,  manajemen sistem serta dukungan terhadap perangkat  kerasnya 
Database  Administrator  
  • Bertanggung  jawab Untuk administrasi & pemeliharaan   teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian  sistem database.
Systems  Engineer 
  • Menyediakan  rancangan sistem & konsultasi terhadap  pelanggan. 
  • Memberikan respon terhadap permintaan technical queries serta dukungannya.  
  • Termasuk melakukan pelatihan teknis ke pelanggan & IT administrator
Network  Support Engineer 
  • Melaksanakan  komunikasi & analisa sistem networking 
  • Mendisain perencanaan untuk integrasi. Mendukung jaringan pada internet, intranet & extranet.
  • Menganalisa & ikut ambil bagian dalam pengembangan standardisasi keamanan & implementasi mengendalikan untuk keamanan LAN & WAN

Helpdesk  Analyst  
  • Me-’remote’ permasalahan troubleshoot melalui email/telephone dengan cara mengambil alih kendali para pemakai via LAN/WAN koneksi.
  • Perencanaan, mengkoordinir & mendukung proses bisnis, sistem & end-users dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
ERP  Consultant 
  • Memberikan  nasehat teknis ataupun fungsional pada implementasi  solusi ERP. 
  • Harus mempunyai beberapa pengetahuan tertentu dalam rangka memetakan proses.
Account  Manager 
  • Bertanggung  jawab untuk kemajuan penjualan suatu solusi  dan/atau produk serta target pendapatan.
Business  Development Manager 
  • Secara  umum mengetahui kebutuhan akan pelanggan. Memiliki  ketajaman yang diperlukan dalam menopang &  menguntungkan bisnis. 
  • Mempunyai kemampuan luas yang mampu menyerap & berkomunikasi jelas ttg bisnis kompleks serta konsep teknologi.
IT Manager 
  • Mengatur  kelancaran dari sistem IT. 
  • Troubleshooting & membantu organisasi dalam menangani permasalahan IT.
  • Sesuai dengan pengembangan IT yang baru dalam bidang yang diperlukan.
Project  Manager 
  • Perencanaan,  memberi arahan  & melaksanakan aktivitas  manajemen proyek untuk suatu divisi/ area. 
  • Memonitor progress terhadap jadwal & anggaran proyek.bisa juga mengalokasikan atau membantu mengalokasi sumber daya sesuai dengan hasil proyek yang harus diselesaikan

sumber:
  • http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_bkni_qVZMwJ:staff.ui.ac.id/internal/130517305/material/Ethic-2009-a.ppt+Profesi+di+bidang+TI&hl=id&gl=id 
  • Hari  Soetanto, Information Technology, Jakarta, Desember   20006
  •  Bagio Budiardjo, Komputer dan Masyarakat,     Elex  Media Komputindo, 1991