Mengkonsumsi teh maupun kopi dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker otak, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Kesimpulan ini didasarkan pada analisis data tentang kebiasaan diet lebih dari 410.000 pria dan wanita yang berusia antara 25 sampai 70 tahun, menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti internasional.
Penelitian ini melibatkan peserta dari Prancis, Belanda, Italia, Spanyol, Inggris, Yunani, Denmark, Norwegia, Swedia dan Jerman.
Peserta direkrut antara tahun 1991 sampai tahun 2000, dan diteliti selama kurang lebih 8,5 tahun. Selama waktu itu, survei makanan telah diselesaikan untuk diukur, antara lain jumlah teh dan kopi yang dikonsumsi setiap peserta.
Selama penelitian, 343 kasus baru dari glioma didiagnosa, seperti juga 245 kasus baru dari meningioma, kanker lain yang mempengaruhi jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Temuan menunjukkan bahwa kopi dan teh dapat melawan kanker otak, khususnya dalam bentuk glioma, sebuah kanker dari sistem saraf pusat yang berasal dari otak dan sumsum tulang belakang.
Dengan pola minum susun terhadap timbulnya kanker otak, tim peneliti menemukan bahwa minum 100 ml (atau 0,4 cangkir) per hari atau lebih akan menurunkan resiko glioma sebesar 34 persen.
Efek perlindungan tampaknya menjadi sedikit lebih kuat di kalangan pria, menurut pengamat, dan tampaknya hanya berlaku untuk glioma.
Dr. John S. Yu, direktur dari Brain Tumor Center of Excellence di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, mengatakan bahwa penemuan ini terlihat “mencolok”.
“Jika kita memiliki obat untuk penyakit apapun yang dapat menunjukkan pengurangan resiko sampai 34 persen, maka obat itu akan dianggap sebagai obat yang hebat. Tingkat pengurangan resiko itu sangatlah kuat,” ujarnya.
Namun beliau mengatakan, “Penelitian ini belum ditetapkan apakah teh atau kopi merupakan penyebab langsung (dengan kata lain) meminum kafein akan langsung mengurangi resiko penyakit atau apakah ini sebenarnya berkaitan dengan faktor-faktor lain seperti tipe orang yang meminumnya dalam jumlah tertentu dan akhirnya mengurangi resiko. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui hal itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar